Selasa, 25 Januari 2011

Dahsyatnya otak tengah

Dahsyatnya Otak Tengah. Aktivasi otak tengah adalah fenomena baru di Indonesia. Kurang lebih enam bulan lalu, aktivasi otak tengah untuk anak usia lima hingga lima belas tahun mulai meramaikan workshop edukasi dan perkembangan otak anak. Inikah cara instan menjadikan anak Anda genius dan ”hebat”?
Di Malaysia, otak tengah dikenal sejak lima tahun lalu. Bahkan oleh pemerintah Malaysia, aktivasi otak tengah langsung direspons positif, terkait pengembangan pendidikan anak-anak. Sedangkan di Indonesia, aktivasi otak tengah dikenalkan David Ting dari negeri jiran.

Sementara di Jepang, sudah lebih dari 40 tahun silam aktivasi otak tengah telah teruji dan terbukti. Namun, Negeri Sakura itu tidak membuka rahasia teknik aktivasi ke publik di luar Jepang.
Pembedaan adanya otak kiri dan otak kanan umum kita kenal. Otak kiri dikenal berperan pada logika, pembelajaran bahasa, angka, tulisan, dan hitungan. Sedangkan otak kanan berperan pada daya kreativitas, imajinasi, dan lainnya. Nah, otak tengah (mesencephalon) berfungsi sebagai jembatan penghubung antara otak kanan dan otak kiri. Selain itu, otak tengah berfungsi sebagai keseimbangan.
Otak tengah juga diyakini sebagai perkembangan pertama dalam pertumbuhan janin. Otak tengah adalah bagian terkecil dari otak yang berfungsi seperti stasiun relai untuk informasi pendengaran dan penglihatan. Otak tengah juga berperan untuk meningkatkan kemampuan mengasihi orang lain.
Otak tengah tidak saja bisa diaktifkan secara ”manual”, tapi juga aktif secara alami. Orang-orang yang otak tengahnya aktif secara alami biasanya disebut orang-orang dengan kemampuan luar biasa. Misalnya, tunalnetra yang bisa ”melihat” dimungkinkan otak tengahnya aktif secara alami.
Otak tengah sudah lama masuk ranah penelitian medis kedokteran. Penelitian otak tengah berhubungan dengan frekuensi gelombang otak (alpha hingga tetha) yang dikenal bisa mengondisi tubuh manusia menjadi rileks dan nyaman.
Sesuai penamaan, otak tengah terletak di posisi tengah di antara otak kiri dan kanan. Otak tengah mendominasi perkembangan otak secara keseluruhan. Di dalam kandungan, ukuran otak tengah, jika dibandingkan dengan bagian otak lain, paling dominan. Bahkan, bayi dalam kandungan diduga dapat melihat keluar rahim ibunya lewat perantara otak tengah (hlm 79-80).
Metode mengaktifkan otak tengah oleh GMC (Genius Mind Consultancy) itu dilakukan dengan komputerisasi, bermain, dan mendengarkan suara. Penulis buku ini meyakini keberhasilan pengaktifannya hingga 90 persen.
Dalam buku ini, Hartono menyebutkan, bila otak tengah telah diaktifkan, daya konsentrasi akan meningkat, kemampuan fisik dalam olahraga akan berkembang, otak kanan dan kiri lebih seimbang, ada keseimbangan hormon, serta daya intuisi meningkat. Terkait mental anak, manfaat secara umum otak tengah, anak yang hiperaktif bisa duduk dengan tenang. Anak yang diam menjadi lebih aktif.
Efek-efek yang ditimbulkan setelah otak tengah diaktifkan bermacam-macam dan masing-masing anak tidak dapat disamakan. Misalnya, ada yang dominan dengan intuisinya, seperti bisa memprediksi kejadian masa mendatang, membaca warna dengan mata tertutup, dan sebagainya.
Ada efek ”ajaib” yang ditimbulkan setelah otak tengah anak diaktifkan. Salah satunya bisa mendeteksi penyakit, menerima sinyal firasat, menebak kartu, mewarnai tanpa melihat, dan lainnya. Namun, efek di sini tidak dimaksudkan untuk mengarahkan anak menjadi pesulap atau cenayang. Sekali lagi metode tutup mata dimaksudkan untuk melatih otak tengah yang telah diaktifkan agar tidak tertidur lagi.
Hanya, mengapa otak tengah tidak diaktifkan saat usia anak 0 hingga 5 tahun atau di atas usia 15 tahun, tidak dijelaskan secara rinci. Hartono (penulis buku ini) mengatakan bahwa sangat mungkin setelah usia 15 tahun, otak tengah akan sulit diaktifkan.
Dalam buku ini juga tidak dipaparkan bagaimana cara mengaktifkan otak tengah secara khusus dan detail untuk mendapatkan gambaran yang terang. Untuk menutupi kekurangan itu, Hartono coba menunjukkan secara audiovisual lewat video penyerta dan alamat-alamat website pendukung informasi otak tengah. Dalam video tersebut, didokumentasikan demo anak-anak yang telah diaktifkan otak tengahnya. Selain itu, video penyerta berisi wawancara dan testimoni dari orang tua yang otak tengah anak-anaknya diaktifkan.
Informasi dalam buku ini menambah terobosan baru yang bersinggungan dengan dunia edukasi dan perkembangan kecerdasan anak. Namun, biaya aktivasi otak tengah yang relatif mahal bisa menjadi kendala di kalangan masyarakat menengah-bawah. Nah, semestinya, hasil penelitian yang sudah teruji dan terbukti itu direspons pemerintah, baik melalui departemen pendidikan nasional maupun dinas kesehatan. (*)

Akhir-akhir ini marak isu tentang pelatihan aktivasi otak tengah anak di Jakarta dan di beberapa kota besar di Indonesia. Anak-anak yang otak tengahnya telah diaktifkan dapat menggambar dengan mata tertutup, menebak kartu remi, membaca koran, dan bahkan naik sepeda dengan mata tertutup.
Ini fenomena luar biasa karena sebelumnya kita tahu bahwa hanya para ahli yang telah berlatih bertahun-tahun yang dapat melakukannya. Sementara anak-anak ini mampu demikian hanya dalam waktu dua hari saja!
Beberapa pekan yang lalu, saya sendiri melihatnya di Kampus UI Depok (lokasi pelatihan GMC). Setelah dua hari pelatihan, anak-anak itu bisa berlari-lari di pinggir kolam renang di UI itu dengan mata ditutup. Waktu saya satanya, mereka bilang bahwa mereka tidak merasa gelap, melainkan terang saja dalam otaknya.
Ini dapat dimengerti karena menurut ilmu pengetahuan memang manusia dapat melihat dengan otak, bukan dengan mata. Mata hanyalah jendela dari otak. Rupanya otak tengah itu berperan penting juga dalam hubungannya dengan indera manusia.
Metode pengaktifan otak tengah ini pertama kali dibawa ke Indonesia oleh Master Franchise Genius Mind Consultancy Indonesia, Doni Satya. Ia mengatakan bahwa otak tengah merupakan jembatan anatara otak kanan dan otak kiri. Jika otak tengah aktif, maka akan memaksimalkan fungsi kedua otak, baik kanan maupun kiri.
Manusia saat ini diketahui hanya dapat memaksimalkan fungsi otaknya 1-5 % saja. Bahkan Albert Eistein, ilmuwan yang jenius itu   kabarnya hanya menggunakan 10 % dari keseluruhan fungsi otaknya.
Maka ada 90% lagi misteri fungsi otak yang akan menarik untukdieksplor lebih lanjut.
Saja jadi ingat suatu hari pernah menonton tayangan Oprah Winfrey Show. Saay itu dihadirkan seorang wanita separo baya yang dapat mengingat kejadian setiap hari dalam hidupnya sejak ia berumur 5 tahun.
Jadi ketika ia ditanya, misalnya, apa yang kamu lakukan pada anggak 25 Novermber saat kamu berusia 8 tahun? Ia mengatakan, "Oh, saat itu paginya saya diajak berenang oleh ayah, lalu kami menghadiri acara ulang tahun temanku Catarina, lalu aku pulang dan terpeleset di tangga, lalu aku menangis... Bla bla bla."
Luar biasa sekali bahwa perempuan ini betul-betul dapat mengingat semua urutan kejadian selama bertahun-tahun dalam otaknya.
Rupanya memang ada bagian dalam fungsi otak manusia memungkinkan hal tersebut, hanya saja bagi sebagian besar manusia, bagian tersebut tidak berfungsi.
Bagaimana dengan potensi otak tengah? Konon ada banyak manfaatnya jika otak tengah diaktifkan. Misalnya bisa meningkatkan kemampuan memori, konsentrasi, kreativitas, menyeimbangkan hormon, menstabilkan emosi, dan membentuk karakter positif.
Namun, metode dari GMC yang dilakukan selama dua hari ini hanya berlaku untuk anak usia 5-15 tahun. Buat yang sudah melewati umur ini sepertinya hanya dapat merelakan kemampuan ini untuk anak-anak generasi penerus, supaya mereka bisa lebih jenius dan memaksimalkan potensi mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar